Jumat, 18 September 2009

Dakwah di Sela-sela Waktu Berdagang

Dalam sejarah perkembangan Islam, tercatat bawasannya Islam berkembang secara pesat dengan cara dakwah melalui jalur perdagangan. Orang-orang Islam zaman dahulu mayoritas adalah para pedagang yang suka menyeberang lintas pulau dan lintas teroterial negara mereka. Di sela-sela aktifitas itulah mereka melakukan dakwah, menyebarkan ajaran Islam kepada segenap manusia yang dijumpainya. Wal hasil, dengan kebiasaan orang arab seperti itu, Islam mengalami perkembangan dan perluasan wilayah tanpa batas dengan begitu cepatnya.

Orang Islam sekarang sebetulnya sudah pada tahu akan catatan sejarah ini. Namun sayang, mereka sekarang seolah tidak perduli lagi dengan sistem dakwah semisal itu. Terutama di Indonesia, Hanya sedikit dari mereka yang masih menjalankan usaha berdagang sambil mendakwahkan ajaran-ajaran Islam. Apakah ini terikat imbas era globalisasi dan komputerisasi yang semakin berkembang dan tidak dapat diikuti perkembangannya oleh ummat Islam sendiri? Mungkin saja. Namun yang jelas kondisi seperti ini sebetulnya masih dapat kita atasi. Di Indonesia, usaha perdagangan dengan sistem manual atau tradisional yang dikerjakan oleh ummat Islam masih banyak dilakukan, dan masih banyak celah untuk melakukan usaha itu.

Lantas apa kendalanya sehingga kita tidak tidak lagi secara gencar melakukan kegiatan dakwah di sela-sela waktu berdagang. menurut kami ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hal itu. Pertama, bisa jadi karena umat islam sudah tidak perduli lagi dengan kondisi yang dialami oleh agamanya (na'udzu billahi min dzalik!). Kedua, karena memang Umat Islam tidak tahu kegiatan dakwah apa saja yang bisa dilakukan saat berjual beli atau berdagang. Ketiga,  adanya wacana yang berkembang kalau orang yang tidak tahu banyak tentang ajaran Islam tidak boleh berdakwah, dan faktor keempat, bisa jadi banyak umat Islam yang sudah tidak tertarik lagi dalam usaha berdagang tersebut.


Timbulnya faktor pertama dan kedua bisa jadi karena Ummat Islam sekarang meyakini kalau usaha dakwah adalah miliknya para Ustadz, para kiyai, atau para ulama saja, sehingga mereka tidak memiliki rasa  terpanggil lagi untuk melakukan itu. Dan itu tentu membutuhkan usaha para penggerak dakwah untuk melakukan pelurusan pola pikir secara berkelanjutan terhadap Umat Islam secara luas.

Untuk kesempatan kali ini, mudah-mudahan Umat Islam tidak melakukan kegiatan dakwah di jalur perdagangan itu karena faktor kedua, sebab jika karena faktor itu saja penyebabnya, secara sederhana penulis bisa sedikit memberi masukan di tulisan ini.

Keutamaan Ma'isyah (Usaha) Jual Beli atau Perdagangan Dalam Islam

Kondisi Pasar sehingga menjadi tempat strategis untuk berdakwah

langkah-langkah Dakwah yang Dapat Dilakukan Oleh Para Pelaku Dagang atau Jual Beli


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sebetulnya konsep dakwah seperti ini menunjukkan sebuah konsep asasi dari dakwah itu sendiri, yakni bahwa dakwah adalah sebuah konsep yang komprehensif dan integral. dalam artian sangat salah ketika memandang dakwah sebatas ceramah dan tabligh saja akan tetapi bahwa dakwah adalah sebuah konsep yang sangat luas. sampai berdagang pun bisa menjadi sebuah dakwah....
I like this....

 
© Copyright by Dunia Islam  |  Template by Blogspot tutorial